You could put your verification ID in a comment muziekindo: AKA Band "Cintaku Kembali"

muziekindo

Your description goes here

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Popular Posts

God Bless
Iwan Fals
SAS Band
free counters

Buku Tamu

Statistic Counter

View My Stats

Halaman

Pengikut

Thumbnail Recent Post

Postingan Populer

Planet Blog

Koes Plus

Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Grup yang berasal dari Tuban ini menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis.....

Panbers

Panbers adalah satu nama kelompok pemusik yang merupakan kependekan dari Pandjaitan Bersaudara.Kelompok yang dirintis sejak tahun 1960-an dan mulai rekaman di tahun 1971 ini terdiri dari empat orang kakak beradik kandung putra-putra dari Drs. JMM Pandjaitan, S.H, (Alm) dengan BSO Sitompul. Mereka adalah Hans Pandjaitan, Benny Pandjaitan, Doan Pandjaitan dan Sido Pandjaitan. Dengan mengibarkan bendera Panbers, mereka merintis karir mereka di ibukota, mulai dari mengisi acara-acara hiburan di pesta...

The Mercy's

The Mercy's, merupakan salah satu band terhebat di sepanjang masa. Mereka terdiri dari lima anak muda yang berambut gondrong, yakni Erwin Harahap (melody/vokal), Rinto Harahap (bass/lead vokal), Reynold Panggabean (drum/lead vokal), Rizal Arsyad (rhytem/vokal), dan Iskandar alias Bun (keyboard/vokal). Mereka mengusung kisah esensial sejarah dan kenangan yang suka hura-hura, serta berkiblat dengan band-band pesta di Jakarta, seperti, Noor Bersaudara, Ceking, Cruss dan Medinas. Berdiri awal 1969 di....

D'Lloyd

D'Lloyd ini terdiri dari Bartje van Houten (gitar), Sjamsuddin (vokal), Chairul (drum), Totok (bas), Budi (kibor), dan Yuyun (saksofon/flute). Berdiri pada 1969, kemudian rekaman 1972, D’Lloyd (berasal dari kata Djakarta Llyod) tetap awet sampai sekarang. Kumpulan D’LLoyd merupakan kumpulan yang terkenal di era 70-an hingga kini.Lagu-lagunya seperti Keagungan Tuhan, Tak Mungkin, Oh Di Mana, Karena Nenek, Semalam di Malaysia, Cinta Hampa dan Mengapa Harus Jumpa cukup mempesona serta meghiburkan.Kebanyakan....

Favorite's Grup

Favourite's Group adalah tempat berkumpulnya penyanyi, pencipta lagu, dan musisi terhebat di sepanjang masa, seperti A Riyanto, Mus Mulyadi, Is Haryanto, Harry (Santoso) Toos dan Tommy WS. Pemunculannya di blantika musik pop pada waktu itu relatif singkat, tetapi FG mampu mengukuhkan keberadaannya sebagai grup musik yang menjadi favorit dan istimewa di hati masyarakat dan dibicarakan selama dekade ke depan. A Riyanto, pimpinan dari Band 4 Nada, mempunyai gagasan membentuk sebuah grup yang bukan...

Prakata

Selamat datang di Muziekindo...blog ini khusus berisi biografi musisi-musisi Indonesia era 70an - sekarang. Bukan hal yang baru memang, tapi tetap menarik untuk disimak dan di perhatikan. Sekedar untuk melestarikan perjalanan para musisi Indonesia dalam meniti karir mereka. Di tunggu komen-komen brilian dari agan-agan yang telah berkunjung ke blog muziekindo ini...Terima Kasih atas kunjungan anda dan jangan lupa komennya ya....


Derby Alexander

Total Tayangan Halaman

Minggu, 19 Februari 2012

AKA Band "Cintaku Kembali"

 
Ketika peta musik Indonesia dekade 60an didominasi oleh balutan generasi bunga dari para poppies seperti Koes Bersaudara, maka tahun 67 adalah halaman awal dalam buku sejarah musik rock Indonesia. Karena untuk pertama kalinya berdiri sebuah band rock dengan performa yang garang dan skill berakselerasi maksimum bernama AKA band. AKA atau disebut juga Apotik Kali Asin ini digawangi oleh Arthur Kaunang [ayah artis Tessa Kaunang], Sonata Tandjung, Sjech Abidin, serta Andalas Datoe Oloan Harahap atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ucok AKA.Seperti kita tahu, bahwa resesi ekonomi & konflik politik pada tahun itu membuat segala hal dalam kehidupan menjadi sangat sulit. Namun kecerdasan seorang apoteker pecinta musik rock bernama Ismail Harahap [ayah Ucok AKA] yang kemudian melahirkan dan melambungkan AKA Band. Sebuah anugerah yang sangat besar pada era itu ketika seorang ayah merestui anaknya sendiri untuk menjadi rock star. AKA band inilah yang di kemudian hari turut memicu berdirinya band band rock Indonesia yang lain seperti Giant Step [Bandung] dan juga Trencem [Solo] yang digawangi oleh Setiawan Djodi. Tahun tahun awal eksistensi mereka adalah sebuah masa penggodokan yang membentuk karakter bermusik mereka. Panggung panggung neraka musik rock di Jawa Timur utamanya di Malang dan Surabaya pada era akhir 60an dan awal 70an menempa mereka untuk menjadi seorang rocker berkualitas yang benar benar berkarakter. Simak saja skill berakselerasi maksimum ala Led Zeppelin, Jimmy Hendrix ataupun Grand Funk Railroad, kemudian beat beat rocknroll liar sejenis Deep Purple yang banyak mempengaruhi lagu lagu AKA. Ditambah lagi dengan aksi teatrikal sinting dari sang vokalis nyentrik yaitu Ucok AKA, seperti menyanyi sambil bergelantungan terbalik di ketinggian 10 meter, jumpalitan jungkir balik seperti seorang atlit senam, ataupun membawa bawa peti mati, dll.


Konsep performance raw seperti ini memang telah direncanakan sebelumnya sebagai sebuah hiburan tersendiri bagi audiences yang datang dari berbagai pelosok daerah. Komposisi entertaintment panggung AKA sendiri kurang lebih 60% adalah musik sementara 40% adalah performance. Walaupun performance seperti ini seringkali dimaksudkan untuk menutupi ketakutan dan demam panggung Ucok AKA sendiri.  Kesemua ini kemudian membuat nama mereka menjadi hip dan sangat diperhitungkan di setiap panggung rock Indonesia pada dekade 70an. Hampir setiap lawatan konser mereka di berbagai kota besar Indonesia selalu memancing histeria massa. Bahkan keriuhan panggung ini pada suatu waktu berubah menjadi rusuh terutama ketika Ucok AKA mengcover lagu Sex Machine milik James Brown dalam versi yang lebih liar, performance sensual dan ugal ugalan. Karena modus modus operandi seperti inilah, AKA band membuat pejabat pejabat pemerintah dan tokoh tokoh agama di seluruh Indonesia terbakar jenggotnya serta bersepakat mencekal mereka dari setiap panggung rock Indonesia. Atas dasar pencekalan dari para birokrat, maka AKA Band menempuh jalan yang lebih subversif dalam eksistensi mereka, underground !!!. Mereka kemudian hijrah ke negeri tetangga yaitu Singapore dan Malaysia. Disini mereka membuat album rekaman dan merilis lagu dalam bahasa Inggris yaitu Crazy Joe. Seperti kita ketahui, pada era itu, atas dasar nasionalisme, sistem birokrasi Indonesia menetapkan bahwa semua karya musik wajib berbahasa Indonesia, sehingga Crazy Joe menjadi sebuah lagu yang sangat subversif disini.


Namun gayung bersambut, Crazy Joe yang didedikasikan untuk seorang teman Ucok AKA yaitu pegawai Apotik Kali Asin bernama Joe yang turut membidani kelahiran AKA band, kemudian mendapatkan tempat terhormat dalam arena sadis industri musik bernama chart. Ketika itu radio Australia, dengan frontman Ebet Kadarusman [Kang Ebet] pada siarannya, menetapkan Crazy Joe pada anak tangga pertama chart. Kesuksesan ini diikuti dengan kesuksesan lain dimana single Badai Bulan Desember laku tercetak sebanyak 1 juta keping. Sebuah ukuran yang kemudian menetapkan Badai Bulan Desember sebagai salah satu lagu rock legendaris di Indonesia. 2 tahun di Singapore, mematangkan mereka. Lirik lirik lagu bertema alam, kekerasan, dan tidak jarang religi serta kehidupan sehari hari mendewasakan karya mereka. Sehingga ketika mereka mondar mandir di panggung lokal Singapore seperti West Point Garden dan Tropicana, pedagang sadis setempat bernama EMI Singapore tertarik untuk merekrut mereka. Jenuh dengan kecilnya negeri Singapore, mereka kembali ke Indonesia. Dan di negeri ini, bukannya mereka kapok terhadap black list, akan tetapi semakin menggila. Tata panggung yang sangat horor dan performa liar ugal ugalan, kemudian menetapkan mereka sebagai ikon rock Indonesia. Oleh karena itulah maka pada hampir setiap konser band rock internasional papan atas di Indonesia, AKA adalah sebuah kunci pembuka.1974 adalah sebuah angka penting yang mengklimakskan perjalanan AKA band. AKA bubar jalan ketika mencapai puncak kejayaan, dan kemudian para personel AKA minus Ucok pada tahun 1975 membentuk grup rock yang juga legendaris yaitu SAS.









0 komentar:

Posting Komentar