You could put your verification ID in a comment muziekindo: Mei 2012

muziekindo

Your description goes here

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Popular Posts

God Bless
Iwan Fals
SAS Band
free counters

Buku Tamu

Statistic Counter

View My Stats

Halaman

Pengikut

Thumbnail Recent Post

Postingan Populer

Planet Blog

Koes Plus

Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Grup yang berasal dari Tuban ini menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis.....

Panbers

Panbers adalah satu nama kelompok pemusik yang merupakan kependekan dari Pandjaitan Bersaudara.Kelompok yang dirintis sejak tahun 1960-an dan mulai rekaman di tahun 1971 ini terdiri dari empat orang kakak beradik kandung putra-putra dari Drs. JMM Pandjaitan, S.H, (Alm) dengan BSO Sitompul. Mereka adalah Hans Pandjaitan, Benny Pandjaitan, Doan Pandjaitan dan Sido Pandjaitan. Dengan mengibarkan bendera Panbers, mereka merintis karir mereka di ibukota, mulai dari mengisi acara-acara hiburan di pesta...

The Mercy's

The Mercy's, merupakan salah satu band terhebat di sepanjang masa. Mereka terdiri dari lima anak muda yang berambut gondrong, yakni Erwin Harahap (melody/vokal), Rinto Harahap (bass/lead vokal), Reynold Panggabean (drum/lead vokal), Rizal Arsyad (rhytem/vokal), dan Iskandar alias Bun (keyboard/vokal). Mereka mengusung kisah esensial sejarah dan kenangan yang suka hura-hura, serta berkiblat dengan band-band pesta di Jakarta, seperti, Noor Bersaudara, Ceking, Cruss dan Medinas. Berdiri awal 1969 di....

D'Lloyd

D'Lloyd ini terdiri dari Bartje van Houten (gitar), Sjamsuddin (vokal), Chairul (drum), Totok (bas), Budi (kibor), dan Yuyun (saksofon/flute). Berdiri pada 1969, kemudian rekaman 1972, D’Lloyd (berasal dari kata Djakarta Llyod) tetap awet sampai sekarang. Kumpulan D’LLoyd merupakan kumpulan yang terkenal di era 70-an hingga kini.Lagu-lagunya seperti Keagungan Tuhan, Tak Mungkin, Oh Di Mana, Karena Nenek, Semalam di Malaysia, Cinta Hampa dan Mengapa Harus Jumpa cukup mempesona serta meghiburkan.Kebanyakan....

Favorite's Grup

Favourite's Group adalah tempat berkumpulnya penyanyi, pencipta lagu, dan musisi terhebat di sepanjang masa, seperti A Riyanto, Mus Mulyadi, Is Haryanto, Harry (Santoso) Toos dan Tommy WS. Pemunculannya di blantika musik pop pada waktu itu relatif singkat, tetapi FG mampu mengukuhkan keberadaannya sebagai grup musik yang menjadi favorit dan istimewa di hati masyarakat dan dibicarakan selama dekade ke depan. A Riyanto, pimpinan dari Band 4 Nada, mempunyai gagasan membentuk sebuah grup yang bukan...

Prakata

Selamat datang di Muziekindo...blog ini khusus berisi biografi musisi-musisi Indonesia era 70an - sekarang. Bukan hal yang baru memang, tapi tetap menarik untuk disimak dan di perhatikan. Sekedar untuk melestarikan perjalanan para musisi Indonesia dalam meniti karir mereka. Di tunggu komen-komen brilian dari agan-agan yang telah berkunjung ke blog muziekindo ini...Terima Kasih atas kunjungan anda dan jangan lupa komennya ya....


Derby Alexander

Total Tayangan Halaman

Senin, 28 Mei 2012

Rahmat Kartolo "Patah Hati"


Rachmat Kartolo (lahir di Jakarta, 13 Maret 1938 – meninggal di Jakarta, 19 September 2001 pada umur 63 tahun) adalah seorang penyanyi, komposer, aktor, dan sutradara Indonesia. Rahmat pernah menjulang sebagai penyanyi dengan lagu andalannya Patah Hati dan Kunanti Jawabanmu. Selama kariernya selain sebagai penyanyi, Rahmat juga sempat membintangi beberapa judul film diantaranya film Aminah Gadis Dusun (1966), Kasih (1971), dan Aulia Cinta (1977). Selain itu anak dari pasangan Kartolo dan Roekiah itu juga sempat merilis ulang tembang patah hati pada tahun 1988. Bahkan pada 1978 Rahmat pernah menjajal sebagai sutradara dan menelurkan beberapa judul film, di antaranya film Masih Adakah Cinta (1980) yang dibintangi Lydia Kandou, Junaedy Salat, Herman Felani dan Susy Bolle. Ia juga pernah terlibat dalam pembuatan berbagai sinetron, baik sebagai aktor maupun sutradara, antara lain sinetron Tuan Demang, Cinta Amanat dan Wiro Sableng.





                                                







Hetty Koes Endang "Rindu"

Hetty Koes Madewy atau lebih dikenal dengan nama Hetty Koes Endang adalah penyanyi senior dan bintang akting Indonesia, kelahiran Jakarta, 6 Agustus 1957. Hetty sendiri adalah istri dari Dr. Yusuf Erwin Faisal. Dari perkawinannya tersebut dikaruniai empat orang anak, Ameer Mahmed, Afifah Qamariah, Suci Melani dan Ismail. Lagu terkenal yang pernah dinyayikan Hetty, di antaranya Demi Cinta Ni Ye (1985), Sorga Dan Neraka (1986), Aduh Mak (1987).  Berdiri Bulu Romaku (1988) dan lain-lain. Sementara film yang pernah dibintanginya antara lain, Pelacur (1975), Akulah Vivian (1977), Memble Tapi Kece (1986), Assoy (1977), dan lain-lain. Hetty kemudian tenggelam dan jauh dari riuh dunia hiburan. Ia lebih serius menjadi ibu rumah tangga dan sibuk dengan anak-anaknya. Namun belakangan Ia kembali muncul dengan menjadi juri dalam sejumlah acara adu bakat, termasuk Mama Mia yang disiarkan Indosiar.













Rabu, 23 Mei 2012

Chaseiro "Pemuda"

Chaseiro adalah kelompok musik era akhir 1970-an sampai awal 1980-an. Nama Chaseiro adalah singkatan dari nama depan anggota-anggotanya antara lain, Candra Darusman (vokal, keyboard), Helmi Indrakesuma (vokal), Aswin Sastrowardoyo (vokal, gitar), Edwin Hudioro (flute), Irwan B. Indrakesuma (vokal), Rizali Indrakesuma (vokal, bass), Omen Norman Sonisontani (vokal).[1] Chaseiro mulai dikenal dari kompetisi vokal grup Radio Amigos tahun 1978.





 




Rabu, 16 Mei 2012

Ikke Nurjanah "Selalu Milikmu"

Hartini Erpi Nurjanah (dikenal dengan nama Ikke Nurjanah; lahir di Jakarta, 18 Mei 1974; umur 37 tahun) adalah seorang penyanyi dangdut dan presenter televisi Indonesia. Sampai kini kalau ditanya, mungkin Ikke Nurjanah masih belum percaya kalau ia telah menjadi penyanyi Dangdut yang memiliki suara khas dan dikenal luas oleh public Indonesia. Mungkin karena awalnya ia tidak pernah bercita-cita menjadi penyanyi professional. Ia lebih memilih ingin menjadi seorang guru Taman Kanak-kanak. Sebuah cita-cita yang mulia tentunya. Sulung dari empat bersaudara ini besar dalam lingkungan seni. Ayahnya, Abdul Pihar Tanjung, adalah seorang pemain biola lagu-lagu Melayu Deli. Album perdana Ikke berjudul "Ojo Lali" langsung mendapat respon positif dari masyarakat. Sampai sekarang Ikke telah mengeluarkan belasan album. Lagu-lagu Ikke yang sangat populer di antaranya "Sun Sing Suwe", "Terlena", dan duetnya bersama sang suami (saat itu belum bercerai), "Memandangmu". Penampilan Ikke yang manis dan sopan (untuk ukuran penyanyi dangdut) tidak membuat dirinya tidak "laku". Hal ini malah menjadi ciri khasnya. Ikke menghindari menggunakan pakaian yang norak, goyangan yang seronok dan lirikan yang genit, serta desahan yang merangsang. Meski demikian, Ikke tetap bisa eksis di dunia dangdut.


Terbukti beberapa penghargaan yang telah diterimanya, antara lain Ikke meraih penghargaan AMI (Akademi Musik Indonesia) untuk kategori penyanyi dangdut wanita terbaik 1997, 1998, 1999 dan Penyanyi Dangdut Paling Ngetop SCTV 2002. Tahun 2005 Ikke juga berhasil membawa pulang Piala Suling Emas dalam "Anugerah Dangdut TPI" untuk kategori Penyanyi Wanita Tersohor, mengalahkan Elvie Sukaesih, Inul Daratista, Ira Swara dan Nita Thalia. Dangdut pulalah yang menghantarkan Ikke melanglang ke berbagai daerah bahkan sampai mancanegara. Ia tampil di Asia Live Dream 22 Februari 1998 silam atas undangan stasiun televisi NHK Jepang. Selain menyanyi, Ikke juga menjadi bintang iklan dan presenter. Tahun 1996 ia pernah diminta BKKBN bersama mantan Kepala BKKBN Hayono Suyono untuk membawakan talk show dan menjadi presenter sebuah acara masak memasak untuk stasiun televisi Indosiar. Sedari kecil Ikke telah menyanyi. Namun dirinya menyadari bahwa pendidikan juga sangat penting. Selepas dari SMAN 40 Jakarta, Ikke mengambil program D3 Akademi Manajemen Perusahaan Universitas Jayabaya.
Ia pun menuntaskannya dengan melanjutkan ke jenjang sarjana. Ikke menyelesaikan sarjana ekonomi manajemennya tahun 1998. Sebagai mahasiswa, walau sibuk menyanyi, Ikke juga mengikuti kegiatan kampus. Bahkan ia pernah menjadi bendahara Senat Mahasiswa Akademi Manajemen perusahaan tahun 1994-1995. Dari kegiatan kampus pulalah, Ikke bertemu Aldi. Ikke menikah dengan Renaldi Hutomo Wahab atau Aldi Bragi, salah seorang personel grup musik Bragi pada tanggal 16 Oktober 1998. Sayang pernikahan mereka tak dapat dipertahankan. Dari pernikahan tersebut mereka memiliki seorang anak perempuan, Siti Adira Kinaya.Kemudian Argi bercerai dengan Ikke pada tanggal 3 April 2007.








Cici Faramida "Wulan Merindu"

Cici Faramida, demikian perempuan kelahiran Jakarta, 7 September 1973 ini terkenal sebagai seorang penyanyi dangdut. Cici, yang memiliki nama lahir Hamidah Idham, merupakan putri dari pasangan HM Idris Makmun dan Hj. Rosnaeni. Kakak kandung penyanyi dangdut dan sekaligus pemenang acara adu bakat, KDI (Kontes Dandut TPI) 2004, Siti Rahmawati (Siti KDI) ini sebelumnya adalah penyanyi lagu-lagu qasidah dan gambus, yang memang sejak lama ditekuni keluarganya. Keluarga Cici, memiliki budaya seni yang terus dikembangkan, termasuk memiliki grup musik gambus yang kerap diundang di berbagai acara hajatan. Karenanya tidak salah jika Cici mengawali karirnya sebagai penyanyi qasidah dan tembang gambus. Setelah namanya cukup dikenal, dia pun mulai merambah ke dunia musik dangdut. Selain itu, pelantun lagu Wulan Merindu ini, hingga saat sekarang telah merilis lebih dari 10 album, empat di antaranya adalah album religius.


Album-albumnya banyak melibatkan musisi besar tanah air, termasuk Guruh Soekarno Putra dan Erwin Gutawa. Peraih Anugerah Musik Indonesia (1999) sebagai penyanyi dangdut terpopuler ini, dalam perjalanan karirnya kerap tertimpa gosip kurang sedap. Kegagalannya menjalin asmara dengan Ferry Irawan yang kandas di tengah jalan, semakin mendatangkan gosip adanya pria-pria seperti Guruh Soekarno Putra dan penyanyi dangdut Rhoma Irama, yang mewarnai kehidupannya. Meski akhirnya gosip itu pun tinggal gosip! Selang beberapa lama malang melintang di dunia musik dangdur, Cici mulai jarang tampil di acara on air, tapi ia lebih sering tampil di acara-acara off air di luar daerah. Selain berkecimpung di musik dangdut, Cici juga sempat terlibat dalam pembuatan religi. Saat ini Cici sedang sibuk sedang penggarapan proyek musik terbarunya bersama grup musik 3 Kembang bersama Ikke Nurjanah dan Kristina. Grup trio diva dangdut ini resmi dibentuk pada tahun 2011 tersebut telah berhasil menelurkan single mereka berjudul Goyang Sayang, karya Anang Hermansyah dan Kegagalan Cinta, yang merupakan aransemen ulang dari lagu karya Rhoma Irama.











Selasa, 15 Mei 2012

Iis Dahlia "Dosa Dan Siksa"

 
Iis Laeliyah populer dengan nama Iis Dahlia adalah seorang penyanyi dangdut yang juga pemain sinetron. Perempuan kelahiran Bongas, Indramayu, Jawa Barat, 29 Mei 1972 itu telah menelurkan album-album sukses dan melegenda di telinga masyarakat. Penampilan sebagai bintang diawali saat menjadi bintang tamu acara WAJAH BARU (TVRI, 1995), kemudian berlanjut menjadi bintang tamu PENTAS LENONG. Dari penampilannya tersebut, akhirnya Iis dikontrak untuk rekaman hingga enam album. Album-albumnya di antaranya, JUNED (1989), TAMU TAK DIUNDANG (1990), AIR MATA TIADA ARTI (1990), JANDA KEMBANG (1991), GADIS DESA & SUPIR TAXI (1991), ARJUNA (1992), CINTA YANG TERNODA (1992), DARAH BIRU (1992), IBARAT MENCARI JARUM DI LAUTAN (1993), MATA HATI (1994), PAYUNG HITAM (1995), CINTA BUKAN KAPAL (1996), KECEWA (1997), TANDA CINTA (1998), DITINGGAL KEKASIH (1998). Sementara sebagai bintang sinetron ia telah membintangi, SEPEKAN SINETRON REMAJA TVRI 1991, MATA HATI, SEROJA (13 EPISODE), GARA-GARA, PADAMU AKU BERSIMPUH, MAHA PENGASIH, dan lain-lain. Iis sendiri pernah menikah dengan Dadang Indrajaya, sayangnya pernikahan ini gagal, dan berakibat perceraian, padahal saat itu pasangan ini telah dikaruniai seorang putri, Salsabilla Juwita, yang lahir pada 14 Juni 1998. Iis kemudian bertemu dengan seorang pilot, Satrio Dewandono, dan sepakat untuk menikah pada 3 November 2001.

                                                                
Dari pernikahan keduanya, Iis dikaruniai anak kedua, Devano Danendra. Dan kini ibu dua anak ini banyak terlibat sebagai juri dan bintang tamu di acara-acara musik dangdut. Lama tak muncul di layar kaca, Iis lebih banyak tampil di acara-acara off air, namun pada bulan April 2009, suara melengkingnya dapat dinikmati dalam lagu Hampa Hatiku. Di lagu ini, Iis digandeng Ungu untuk berkolaborasi. Duetnya dengan Ungu, dianggap sebagai pemanasan oleh Iis untuk kembali aktif di dunia musik dangdut. Di bulan Mei 2009, Iis merilis single teranyarnya, Ajarkan Aku Setia. Gemar bersosialisasi, membuat Iis terbersit untuk memiliki tempat untuk bersosialisasi. Bersama penyanyi Yuni Shara, Iis membuka sebuah resto di daerah Cilandak, Jakarta Selatan yang diberinya nama, My Pancake. Memasuki bulan Ramadhan, Iis kembali meluncurkan album bernuansa religi dengan tajuk AJARKAN. Yang berbeda kali ini, tak ada acara perilisan resmi, tapi Iis menggunakan strategi promo off air untuk mengenalkan albumnya ini. Bersama Ikke Nurjanah, Kristina, Cici Paramida, Evie Tamala, Iyeth Bustami, Ine Cynthia dan Eri Susan, Iis tergabung dalam kelompok musik dangdut D'Duta. Harapannya, lewat D'Duta, mereka bisa memberikan apresiasi dan terobosan di musik dangdut agar semakin berkembang.








Ira Maya Sopha " Kisah Cinderella"

Hyra Maya Sopha (lahir di Jakarta, 21 Maret 1968; umur 44 tahun) atau lebih dikenal dengan nama Ira Maya Sopha adalah penyanyi dan pemain film Indonesia. Ira dikenal sebagai penyanyi cilik pada era 80-an yang seangkatan dengan penyanyi - penyanyi seperti Chicha Koeswoyo, Dina Mariana, Diana Papilaya, Nourma Yunita, Ria Irawan dan Adi Bing Slamet. Pada masa kejayaannya sebagai artis cilik Ira Maya Sopha sangat identik dengan tokoh dongeng Cinderella pada operet Cinderella yang pernah dipentaskan pada tahun 1978 dan pada operet itu ia bermain bersama dengan Dina Mariana.


Setelah lama tidak muncul dalam dunia hiburan, Ira muncul kembali dengan membintangi film Berbagi Suami di tahun 2006. Setelah itu ia juga membintangi film Quickie Express tahun 2007. Dan kini ia menjadi salah satu juri di ajang pencarian bakat anak-anak Idola Cilik. Pada tahun 2006 Ira menggugat cerai kepada suaminya Ari Anto, yang sudah 12 tahun menikah dan akhirnya bercerai, dikarenakan sang suami jarang berkomunikasi bersama anak-anak, bahkan jarang berada di rumah. Bersama Ari Anto, ia memiliki empat orang anak: Callista (16), Devara (13), Kyla (11), dan Raffa (6). Anaknya, Callista adalah juara 6 dari ajang AFI Junior 1.









Chica Koeswoyo "Helly Guk..Guk..Guk"

Mirza Riadiani Kesuma, yang akrab dikenal dengan nama Cicha Koeswoyo, lahir di Jakarta, 1 Mei 1968. Cicha adalah anak dari pasangan Francisca dan penyanyi Nomo Koeswoyo, salah seorang anggota grup Koes Plus. Cicha adalah salah satu penyayi dan aktris berbakat Indonesia. Walau dia sibuk di dunia entertainment, dia tak meninggalkan pendidikannya. Bahkan, Cicha sempat menjadi lulusan D3 Stanford College di Australia dan sekolah manajemen di Singapura. Cicha lalu perlahan-lahan meninggalkan gemerlap dunia hiburan dan konsen mengurusi keluarga, Cicha menikah dengan Asdi Indra Kesuma dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Andi Rahmat Aqil Kesuma dan Andi Kinaya Putri.


Disamping itu, kesibukannya adalah mengelola perusahaan yang dirikannya, PT. Chicha Citra Karya yang bergerak di bidang Interior Design, Enterprise, Grafic design dan Landscape. Chica dikenal sebagai penyanyi dan aktris yang berkarir sejak usia anak-anak. Cicha terkenal dengan lagu bertema anak-anak. Cicha pernah berduet dengan Adi Bing Slamet dan Chandra Darusman. Selain sukses menjadi penyanyi yang banyak merilis album, Cicha juga terkenal dalam dunia layar lebar. Film-film Chica laris dipasaran. Salah satu filmnya yang terkenal adalah saat dia bermain bersama Adi Bing Slamet.












Adi Bing Slamet "Mak Inem Tukang Latah"

Adi Bing Slamet lahir di Jakarta pada tanggal 6 Maret 1967. Ia dikenal sebagai penyanyi anak-anak pada jamannya, dan hingga kini dikenal sebagai bintang akting asal Indonesia. Adi sendiri adalah putra Bing Slamet (Alm), seorang seniman lawak senior Indonesia. Dan saudara kandung Iyut Bing Slamet dan Uci Bing Slamet, penyanyi senior. Selain juga paman dari aktris film dan sinetron, Ayudhia Bing Slamet. Karirnya diawali dari dunia menyanyi, sejak masih berusia kanak-kanak. Dia tercatat telah merilis sekitar 20 buah album. Hingga kini, Adi masih berprofesi sebagai seniman meski terkesan jauh dari dunia menyanyi. Ia lebih banyak menggeluti bidang seni peran dan sebagai komedian.









Ida Royani "Cinta Ternoda"

Ida Royani dikenal sebagai penyanyi pop dan bintang film yang sering tampil berpasangan dengan (alm) Benyamin Sueb. Lahir di Jakarta, 4 Maret 1955, Ida masuk dalam jajaran penyanyi legendaris Indonesia. Namun demikian sebelumnya, Ida adalah seorang penyanyi country dengan tampilan trendi dengan celana hot pants dan sepatu lars. Lagu countrynya saat itu di antaranya Sepatu Baru dan Gunung Agung.

Karirnya memuncaknya diawali saat bertemu Benyamin S di Studio Dimita, milik pengusaha Dick Tamimi. Dari situlah Ida mendapatkan tawaran menyanyi bersama Benyamin. Dari sinilah lagu-lagu Gambang Kromong dipopulerkan oleh duet Ida Royani dengan Benyamin Sueb, hingga berlanjut ke layar lebar. Ida Royani kemudian menikah dengan musisi rock Indonesia tahun 1979, Keenan Nasution. Kegiatan keluarga kemudian menjauhkan dirinya dari dunia menyanyi dan hiruk pikuk dunia entertaiment.









Minggu, 06 Mei 2012

Dian Pramana Poetra "Demi Cintamu"

Dian Pramana Poetra adalah salah seorang musisi senior Indonesia beraliran jazz. Lahir di Medan, Sumatra Utara, 2 April 1961, ia banyak menciptakan lagu untuk sejumlah penyanyi, termasuk lagu Hanya Sehari dan Seandainya yang dinyanyikan Chintami Atmanegara. Dian sangat melegenda dengan duetnya bersama Deddy Dhukun yang kemudian terkenal dengan sebuatan 2D (Deddy dan Dian).


                                                        
Di mana lagu populernya di antaranya Keraguan yang diciptakannya bersama Deddy Dhukun.
Lagu-lagunya yang dinyanyikan penyanyi lain di antaranya Semua Jadi Satu dinyanyikan Malyda & 2D, Aku Ini Punya Siapa dinyanyikan January Christy, Buat Kekasihku oleh Ruth Sahanaya, dan lain-lain.












Orkes Melayu, Pengantar Minum Racun "

Orkes Moral Pengantar Minum Racun atau PMR adalah kelompok musik dangdut asal Indonesia yang terkenal pada akhir tahun 80-an. Mereka terdiri dari Jhonny Iskandar (vokalis), Boedi Padukone (gitar), Yuri Mahippal (mandolin + cuk), Imma Maranaan (bass), Ajie Cetti Bahadur Syah (perkusi), Harri "Muke Kapur" (mini drum), dengan pimpinan Jhonny Iskandar yang juga dikenal dengan nama aliasnya Jhonny Madu Mati Kutu. Jhonny Iskandar lebih banyak dikenal oleh masyarakat karena penampilan khasnya yang selalu nyentrik dengan kaca mata berantainya.


Mereka membawakan lagu-lagu yang berlirik humor seperti Judul-judulan dan Bintangku Bintangmu, dan lain-lain. PMR banyak memasukkan unsur humor, maka dari itu PMR tidak salah jika disebut Dangdut Komedi. Aspek komedi ini pula yang membuat mereka mempelesetkan singkatan OM dari Orkes Melayu menjadi Orkes Madun. Mereka juga merupakan salah satu pelopor genre ini di samping OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Jejak mereka juga banyak diikuti oleh band-band zaman sekarang ini seperti Pemuda Harapan Bangsa (PHB), Kornchonk Chaos, dll.










Sabtu, 05 Mei 2012

Orkes Moral. Pancaran Sinar Petromak (PSP) "Fatimeh"

Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks (disingkat OM PSP) adalah grup musik dangdut humor asal Indonesia yang popular pada paruh akhir dekade 1970-an, terutama di kalangan mahasiswa. Grup musik ini seringkali tampil bersama-sama dengan Warkop pada masa jayanya. Selain sering memainkan dan memelesetkan lagu-lagu dangdut popular tahun 1960-an dan 1970-an (misalnya Siksa Kubur atau Seia Sekata), mereka juga dikenal dari lagu-lagu yang diciptakan sendiri, seperti Fatime dan Drakula. OM PSP dapat dianggap pelopor dangdut humor, subgenre yang masih disukai hingga sekarang. Para personel OM PSP di antaranya adalah mahasiswa Universitas Indonesia yang berkampus di Rawamangun, Jakarta. OM PSP yang terdiri atas Ade Anwar,Monos,Omen,Rizali Indrakesumah,Dindin,Aditya,Andra Ramadan Muluk,James R Lapian serta bintang tamu Edwin Hudioro. Kepopuleran mereka diperkuat setelah kerap tampil bersama Warkop dalam program Warung Kopi di Radio Prambors, yang pada saat itu sangat disukai kalangan remaja dan mahasiswa Jakarta. Debut mereka pertamakali tampil di TVRI pada peringatan ulang-tahun TVRI di tahun 1978. Setelah itu, mereka tampil dalam beberapa film yang juga lumayan sukses di pasaran.


Hanya saja, kekuatan mereka adalah pada aransemen musik yang khas dan celotehan lirik lagu yang sangat lekat dengan kehidupan masyarakat. Ketika mereka memplesetkan lagu rakyat Skotlandia My Bonnie dengan irama Melayu, sangat jelas kelihatan proses kreatifnya yang amat tinggi, begitu pula saat mereka menyanyikan salah-satu lagu hits kelompok musik The Beatles (Can't Buy Me Love). Proses kreatif itu yang menjadikan karya-karya mereka sulit ditandingi oleh grup-grup serupa yang muncul pada kurun tahun belakangan. Dalam penampilannya di layar kaca TVRI pada tahun 1978 itu, PSP manggung bersama Dono, Kasino, Indro (Warkop) dan Nanu. Nanu inilah yang dikenal karena lagu Cubit-Cubitan-nya yang berlogat Batak, padahal Nanu berasal dari Jawa Tengah. Munculnya, grup OM PSP ini akan sangat bagus jika dikontekstualisasikan pada zaman ketika pergerakan mahasiswa 77/78 memperoleh momentumnya. Pada saat itu, gerakan mahasiswa sedang gencar mengkritik berbagai ketimpangan sosial. Rojali, salah-satu personel grup PSP berhasil dengan bagus memotret ketimpangan itu dalam lagu Duta Merlin. Lagu yang ringan, yang menunjukkan kesenjangan sosial dan dimulainya era kapitalisasi spasio-stemporal di Jakarta pada lokasi-lokasi tertentu.










Mansyur. S "Khana"

Mansyur S atau lengkapnya Mansyur Subhawannur, adalah seorang penyanyi dangdut legendaris Indonesia. Pria pemilik suara merdu ini di kemudian hari juga berkesempatan mebintangi sinetron, meski dengan tetap membawakan karakternya sebagai pedangdut. Lahir di Jakarta, 30 November 1948, pelantun lagu-lagu seperti Zubaedah, Khana dan Rembulan ini merilis album perdananya, Pesan Perpisahan pada 1969.


Suaranya yang khas dan lirik-lirik lagunya yang memasyarakat membuat dia mendapat tempat di hati masyarakat. Bahkan sepanjang tahun 1990-an hingga hingga 2000, ia telah merilis tiga album per tahun. Mansyur juga pernah merilis album beraliran musik Gambus, Sunda, bahkan album lagu pop. Namun demikian, dangdut lebih membawa keberuntungan baginya.